Fityan, Juni nanti genap 5 tahun, anak pertamaku yang akhir-akhir ini mulai banyak keinginannya, banyak maunya. Kalau tidak diikutin kemaunnya bisa dipestikan merengek atau mengamuk. Tapi alhamdulillah akhir -akhir ini kami (aku dan suami) punya cara menyiasatinya. Seperti beberapa kejadian ini.
Mah ke Giant dulu ya, ini permintaan Fityan ketika melewati sebuah supermarket yang hampir setiap pulang sekolah dilewati kalau umah-nya yang jemput. Bila kebetulan memang ada keperluan yang mesti kubeli kami mampir tapi bila tidak ada yang mesti dibeli buat apa kesana pikirku.
Kakak mau apa kesana? Kan sudah kemarin ujarku, besok lagi ya mah, timpal Fityan. Ya kalau sudah saatnya jawabku. Fityan baru bisa menerima alasanku untuk tidak ke supermarket setelah berkali-kali dialog denganku, itupun kadang tetap keukeuh sambil nangis minta ke supermarket, alhamdulillah aku tidak terbujuk walau dalam hati suka iba dengan tangisannya, tapi ini merupakan pelajaran buatku dan Fityan agar konsisten. Biasanya sebelum masuk mall dimana supermarket tersebut berada kami bikin perjanjian dulu bahwa kakak boleh beli tapi yang mau dibeli permintaannya hanya 1 buah yang berarti juga 1 macam saja. Oke kak! Oke kata anakku.
Sesampai di dalam mall mata anakku tak lepas dari berbagai macam mainan yang sepertinya sengaja dipajang begitu sampai di pintu masuk, sebuah strategi penjualan pikirku. Karena saya tak bermaksud membelikan mainan maka tempat tersebut kulewati saja tidak mau sengaja menoleh (takut anakku ikut menoleh :)) walau sangat ingin membelikan minimal 1 mainan saja tapi ingat komitmen kami yang bukan waktunya membelikan mainan. Maka langsung saja kumencari kebutuhan yang hendak dibeli. Layaknya di supermarket berbagai macam barang kebutuhan terpajang disana-sini. Mah mau ini teriak anakku menunjuk pada minuman Yogurt dalam kemasan, ada halalnya mah teriak anakku lagi (ini adalah komitmen kami untuk selalu menjaga kehalalan makanan yang dikonsumsi. Oke deh ujarku, setelah kulihat dan kuteliti komposisi dari minuman tersebut aman.
Kembali pada daftar belanjaan yang masih tinggal beberapa lagi belum kubeli, melewati rak-rak susu cair kembali Fityan berteriak, mah mau susu! Tadi kakak mau yogurt ayo sekarang pilih mau susu atau yogurt? Sejenak anakku berpikir akhirnya dia memutuskan untuk mengambil Yogurt karena susu masih ada di rumah, kuberikan selamat padanya dengan mengucapkan terima kasih kakak baik, kulihat Fityan tersenyum. Alhamdulillah dalam hatiku.
Menuju pulang kami melewati sebuah mainan yang sangat menarik perhatian fityan, mah nanti kalau uang kakak di celengan sudah banyak beli ini ya, sambil menunjuk sebuah mainan dalam kotak transparan yang besar berisi aneka macam mainan transportasi. Aku hanya menimpali :ya nanti kakak rajin nabung kalau umah kasih uang ya, Fityan menganggukan kepalanya tanda setuju. Ini juga adalah komitmen kami (aku dan suami) untuk mengajari anak bisa mandiri dan mengerti arti uang, dari mana mendapatkannya dan bagaimana menggunakannya. Agar anak-anak kelak cerdas finansial. Alhamdulillah inipun sudah kami terapkan, suatu siang Fityan merengek mau dibelikan mobil-mobilan yang ada di sebuah minimarket dekat rumah, oke nak coba hitung tabunganmu ada berapa, setelah dihitung kepingan uang logam lima ratus rupiahnya ternyata lebih dari Rp. 20.000,-. uang recehan tersebut kumasukkan kantong plastik transfaran, Fityan terlihat sangat gembira dengan uangnya, lalu kami (aku dan Fityan) membawa uang tersebut ke minimarket, kubiarkan Fityan memilih mainan mobil-mobilan yang ada disana, aku ingatkan untuk membeli mobil-mobilan yang harganya sesuai dengan uang yang dimilikinya, setelah akhirnya memilih mobil-mobilan yang cocok kami segera menuju kasir, mba kasir tersenyum melihat Fityan menyerahkan uang recehan dalam kantong plastik. Sengaja tidak menukarkan uang recehan tersebut menjadi uang kertas agar Fityan merasakan langsung uang yang dimilikinya dari mana asalnya.
Akhirnya kami pulang dengan membawa plastik yang isinya sudah berganti dari uang recehan menjadi mobil-mobilan pilihan Fityan dan dari uangnya sendiri.
MENGATASI KEBIASAAN ANAK GEMAR JAJAN
Di bawah ini merupakan beberapa hal yang membuat anak kita menjadi terbiasa jajan pada usia dini.
Beberapa orang tua bila anak rewel mengajak anak jajan untuk membuat anak diam.
Beberapa orang tua punya kebiasaan jajan yang akhirnya ditiru oleh anak.
Orang tua sengaja mengajak anak jajan
Orangtua memberi jajanan yang berlebihan untuk bekal sekolah
Orangtua membiarkan pembantunya atau orang lain memberikan jajanan kepada anak.
Jadi, jika sebenarnya kelima hal diatas dihindari, anak tidak akan terbiasa jajan. Ketika anak rewel sebenarnya yang dia butuhkan adalah perhatian orangtua. Apabila anak yang rewel tersebut kita ajak bicara, kita dengarkan keluhannya. Kita ajak bermain, kita ajak bercerita, anak tidak akan ingat lagi dengan jajan
Sebenarnya jajan itu boleh namun ada syaratnya :
tidak untuk jadi satu kebiasaan (hanya sesekali)
tidak berlebihan, dan
memilih jajanan yang sehat
PARENTING
P = Pengasuhan Anak
A = Anak adalah anugerah
Pengelolaan keuangan adalah kunci kesuksesan finansial. Seorang anak membutuhkan orangtua untuk belajar berhemat dan mengelola keuangan untuk masa depannya. Fityan setiap ke market kalau melihat mainan atau makanan yang diinginkannya bilang pada saya : mah nanti kalau uangnya udah banyak beli ini/itu ya? Ya nabung dulu ujarku.
R = redam kemarahan
Ketika anak mengamuk minta jajan, hindari memarahinya.
ketika anak mengamuk, orang tua tidak perlu marah. Karena, hal ini dapat memberikan efek negatif pada anak. Anak bisa saja merasa malu dan marah, sehingga ia menangis lebih keras lagi. Ajaklah anak bicara apa tujuan datang kesini (mall, bila mengamuk di mall), ingat kesepakatan bersama.
E = Empati mendengarkan
Dengarkan alasan-alasan yang dikemukakan anak dengan tenang.
N = Notifikasi pembicaraan dan tindakan
Jajan tidak baik, rajin menabung di celengan, isi celengan untuk membeli mainan. Uang bisa habis untuk membeli keperluan sehari-hari. Penuhi janji sesuai kesepakatan (membeli mainan bila celengan penuh). Penuhi kesepakatan kapan saja jajan diperbolehkan. Uang itu tidak tak terbatas. Bijak dan hemat dalam mebelanjakan uang
T = tanamkan energi positif
Predikat anak hemat, anak pintar menabung, anak jujur dan anak yang suka menabung
I = Istiqomah (konsisten)
Setiap menemukan recehan, rajin mengingatkan untuk diisi ke celengan. Tidak boleh jajan kecuali sesuai kesepakatan. Sabar untuk tidak menuruti kemauan anak walaupun anak mengamuk. Konsisten memenuhi jadwal ke toko mainan. Pembantu harus konsisten melarang jajan.
NG = meNGadakan time out
tidak diperlukan
Referensi :
Anak saya tidak nakal kok, dr. Zulehah Hidayati
13 langkah hadapi anak mengamuk di mall , http://aansubhan.wordpress.com/2010/01/04/13-langkah-hadapi-anak-mengamuk-di-mal.
Trik hadapi anak mengamuk, http://www.ayahbunda.co.id/mobile/article/mobArticleDetail.aspx?mc=001&smc=007&ar=517
Alhamdulillah anakku nakal, makalah pada seminar parenting di TKIT Insan Mulia, disampaikan oleh seorang guru dari SDIT Insan Mandiri (lupa penulisnya)
KALIBATA, di tengah anak2 sakit dan persiapan hijrah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih sudah berkunjung, semoga indah dikenang dan bermanfaat :) salam