Minggu, 23 Oktober 2011

MUTIARA YANG TELAH TIADA



YOYOH YUSROH

Mutiara yang Telah Tiada
senyuman yang khas

Buku ini disusun oleh Tim GIP, demikian yang tertulis di sampul buku yang bergambar almarhumah ummi (panggilan untuk almarhumah Ustzh Yoyoh pada buku ini), padahal saya mencari-cari siapa penulis buku ini, sampai saya membaca acak dari beberapa judul yang didalamnya dan tertuju pada referensi buku, ada beberapa referensi termasuk dari sahabat blog dan saudari saya yundahamasah.blogsot.com, sebagai orang yang mengenal empunya blog bangga dong dan sekaligus ngiri, ha..ha..ha (boleh kan iri :)) iri untuk kebaikan mba Ke', zzzzzz, piz ah

alhamdulillah saya dapatkan buku ini buah dari kunjungan silaturrahim pada teman umi (ibu saya) ke komlek DPR tadi malam. Rumah Bu Nana (istri aleg Pak Hakim dari Lampung, kebetulan rumahnya berhadapan dengan rumah almarhumah di komplek DPR, umi cerita tentang buku yang menceritakan almarhumah dan Bu Nana spontan akan memberikan buku itu pada saya karena umi sudah punya di Bandung, dan Bu Nana  punya beberapa buku yang masih berplastik (baru).

sudah sekitar 3 pekan pesan buku ini ke teman yang katanya dia mendapat discount khusus dari salah seorang tokoh yang mengisi kolom kata pengantar pada buku ini. Namun tak kunjung ada kabar, saya memutuskan akan  beli sendiri saja  karena alamat penerbit bukunya  tahu, tapi belum sempat juga sampai sekarang. Yang pada akhirnya ALLAH menaqdirkanku untuk memilikinya dengan gratis. Alhamdulillah, jazakillah Bu Nana.

Saya yang memang mengagumi sosok almarhumah semakin mengaguminya setelah membaca buku ini. Beberapa komentar tokoh tentang almarhumah ;

Prof. DR. Didin Hafiduddin (ketua BAZNAS) :
Dalam diskusi-diskusi di Komisi VIII saya melihat almarhumah adalah sosok wakil rakyat yang punya visi dan misi yang gamblang dan jelas serta selalu berpihak pada kepentingan rakyat banyak. Ia sederhana, pekerja yang keras dan ulet, selalu disiplin dalam tugas, termasuk dalam memimpin sidang-sidang.


Visi dan misi hidup beliau terlihat jelas dari kesehariannya sebagai istri, ibu dari 13 anak, tetangga, menantu, mertua, pengurus partai, pimpinan beberapa yayasan dan sebagai anggota parlemen. kesibukan beliau idak membuatnya melalaikan tugas-tugas diatas. Target khatam Al-Qur'an sehari beliau adalah 3 - 5juz, Rahma anak bungsunya sampai bercita-cita menjadi anggota dewan karena melihat umminya yang semakin dekat dengan Al Qur'an setelah menjadi anggota dewan.


Ketika masih kuliah di IAIN Jakarta (kini UIN Syarif Hidayatullah) Almarhumah menjadi pionir terjadinya gerakan demonstrasi pencabutan larangan pemakaian jilbab. Dalam semalam Almarhumah berhasil menggerakan 300 orang dari pelajar-pelajar sekolah Islam untuk mendemo MENDIKNAS agar menarik larangan berjilbab bagi Muslimah di sekolah-sekoah umum.  

Peduli dan suka membantu orang lain, walaupun keadaan dirinya sendiri perlu bantuan, itulah sebagian kecil karakter yang melekat pada diri almarhummah. Selain itu kemampuannya untuk menggerakkan orang lain agar suka membantu dan murah tangan juga merupakan keistimewaan yang Allah karuniakan kepada Almarhumah. (Dra. Hj. Wirianingsih).

Tidak salah kalau Bu Wiwik (panggilan Ustzh Wirianingsih,  juga seorang ibu yang kukagumi) memberi judul kata pengantarnya dengan 'Generasi shahabiyat telah hidup kembali pada masa kini abad 21”. kepedulian Almarhumah pada sesama muslim dan muslimah begitu membuatku malu, pengen ngumpet di kolong meja yang gelap pake baju hitam...hiks ;(

cerita umar, anak pertama almarhumah :suatu hari beliau ke kantor DPP PKS, turun dari mobil dan seorang satpam membantu membawakan barang-barang ummi, sebagai tanda terima kasih ummi hendak memberikan uang yang ada di dompet. di dompet hanya ada 2 lembar uang yaitu 100 $ dan 10 ribu rupiah. ummi berikan uang 100$ pada pak satpam. keesokan harinya ummi mendapat kiriman uang senilai 20ribu$ (hal.109) ...subhanallah, janji Allah pada orang yang bersedakah tidak bisa dihitung dengan kalkulator buatan manusia manapun...

Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai. pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, Allah Maha Luas, Maha Mengetahui. (QS Al Baqoroh 261)

contoh lain dari kedermawanan beliau adalah beliau tak segan membantu muslimah yang baru melahirkan untuk mencucikan popok sang bayi. Di lain waktu Almarhumah  juga pernah menginfakkan emas 50 gram pemberian sang suami sebagai maharnya dulu. masih banyak lagi kebaikan beliau yang membuatku bertambah kagum sekaligus ngiriiiiiiiiii.

Ridha Mu Ya Allah untuk almarhumah
Hiya min ahlil khair ya Allah
Kami saksinya (kutipan dari puisi Tifatul Sembiring pada buku ini)



 



3 komentar:

  1. Dek, baru baca ulasanmu saja sudah membuat haru, berkaca2... Ach beliau sungguh luar biasa, bukan bunga biasa ;)

    Mbak malah belum dapat buku tersebut, hiksss. *yang ini ndak mau pinjem, wajib beliii...

    Mbak dah pesen yang paket isi 2 buku seharga 99 ribu itu dek, yang terbitan DPP kalu g salah, tapi katanya lagi kosong, musti nunggu dulu. Gpp dech, itu kan artinya lariiis manis :)

    BalasHapus
  2. wajib beli mba, kalo bisa beli banyak dan bagi2 kan :) coba langsung ke penerbit GIP aja di http://www.gemainsani.co.id, sebenernya penerbit di kalibata deketlah dg tempat tinggalku, kalo ga dpt jg ntar kuusahakan tanya ya

    o ya ane juga lagi mau pesen nih, pengennya langsung dpt :)

    BalasHapus

terima kasih sudah berkunjung, semoga indah dikenang dan bermanfaat :) salam