Jumat, 24 Juni 2011

jalan-jalan ke ANTV

ingin melanjutkan tulisan tentang jalan-jalanku pekan ke 2 di bulan Juni ke stasiun televisi. ANTV, kamis (16 juni 2011) sore bertemu kembali dengan orang ANTV di FISIP UI dalam dialog publik P3SPS KPI,jadi terpacu untuk segera menyelesaikan tulisan ini.


pulang dari LSF terlalu banyak kekecewaan yang kami dapatkan...Ya Allah saksikanlah telah kusampaikan (mengutip tulisan seorang syahid)

waktu menunjukkan  12.30 dan kami harus melanjutkan perjalanan menuju menara standar chartered, lelah sekali rasanya tapi perjuangan harus terus berlanjut, twew (jadi inget masa mahasiswa) dan sambil kulahap snack yang  tak sempat kusantap diatas meja LSF tadi mobil melaju  sambil mencari celah untuk bisa menembus kemacetan...ah jakarta kapan lepas dari macet

alhamdulillah nyampe juga, hampir 45 menit dari pancoran menuju mega kuningan. dan bertemulah kami dengan insan televisi ANTV, kami sudah sangat ditunggu ternyata sampai mba Uni Lubis minta maaf karena makan duluan, ...setelah makan siang yang alhamdulillah disediakan khusus untuk kami (ce ille GR) dan diskusipun dimulai


ANTV sudah kurang lebih 2 bulan ini menghilangkan tayangan infotainmen yang berakibat  kehilangan milyaran rupiah , Uni Lubis  (GM News & Current Affair), memulai bicara setelah MTP menyampaikan maksud kedatangannya, dan semua itu tidak direncanakan sebelumnya, keputusan diambil hanya beberapa menit ketika RDPU (rapat dengar pendapat) di komisi 1 DPR. BAGUS sebuah keputusan yang yang sangat tepat telah ANTV ambil karena infotainment gak ada manfaatnya sama sekali jika hanya menyajikan ghibah saja dan membuat masyarakat menjadikan idol nya mereka yang menjadikan agama hanya sebagai legalitas di KTP tanpa menjalankannya dengan baik.

sesuai tujuan bahwa kami datang untuk mendiskusikan maraknya tayangan P*rn*grafi di layar televisi, karena p*rn*grafi bisa merusak otak lebih parah dari narkoba yang membuat anak-anak kita tidak bisa teradiksi. bahwa tayangan p*rn*grfi bukan hanya tayang pada infotainment tapi juga bisa di news, sport dan tayangan untuk keluarga yang menjadi jargon ANTV. diperlukan sensor internal untuk menyensor siaran yang kalau untuk anak-anak berarti tidak ada unsur kekerasan, hantu apalagi p*rn*grfi. aturan KPI yang termuat dalam P3SPS harus menjadi acuan semua stasiun televisi dan pihak KPI harus tegas menindak jikalau ada televisi yang melanggar.

televisi tidak bisa lepas dari kehidupan masyarakat, banyak ibu-ibu di rumah sambil memasak televisi tetap menyala dengan suara keras agar terdengar sampai ke dapur sedang mata anak yang belum genap 2 tahun melihat layar persegi tanpa berkedip dan mengertikah apa yang sedang tayang?radiasi yang ditimbulkan oleh televisi sangat berbahaya untuk perkembangan mata si anak, apatah lagi kalo yang dilihat adalah infotainment atau sinetron yang tidak ada nilainya sama sekali.

ANTV membeberkan beberapa tayangan yang sudah lebih diperbaikinya seperti pada tayangan kuis yang melibatkan artis dengan pakaian yang memperlihatkan bagian tubuh yang bisa terkena pasal dalam UU p*rn*grafi langsung diberikan syal agar tak terlihat lagi walau beberapa kru ANTV lain protes, ungkap Herty Paulina Purba Deputy Director Productions.


mereka yang bekerja di dunia pertelevisian mengakui sendiri bahwa anak-anaknya tidak boleh menonton televisi indonesia, mereka lebih mengarahkan anaknya menonton national geografic daripada tayangan tv yang mereka buat karena mereka tahu betul tayangan tv yang mereka produksi merusak otak si anak, nah kenapa mereka membuat tayangan yang tidak bermutu untuk disajikan pada anak orang?

mereka para insan televisi sudah menerapkan melek media (media literasi ) pada keluarganya, karena mereka sadar dampak yang ditonton oleh generasinya, nah tidak semua keluarga Indonesia sadar betul akan dampak dari tayangan televisi yang menyajikan mistis, kekerasan dan p*rn*grafi , anak-anak menganggap bahwa tayangan Tv  merupakan tayangan sesungguhnya. ingat kasus anak yang membuat teman sebayanya tewas setelah menonton smack down...

Alangkah miskinnya generasi hari ini, karena tokoh identifikasi mereka hanyalah sekumpulan plastik dan pahlawan baja dalam istana khayalan di komik, film dan majalah anak-anak. para hamba entertainment begitu lahap melindas akal anak-anak kecil dan anak-anak dewasa dengan  logika sungsang penciptaan hero yang tak terkalahkan (alm Ust Rahmat Abdullah)

cerdas bermedia tidak bisa dilemparkan hanya sebagai tanggung jawab orang tua semata tapi seluruh komponen bangsa mulai dari orang tua, guru, pemerintah, masyarakat termasuk insan pertelevisian yang lebih punya peran sangat signifikan, berilah tayangan yang mendidik seperti corious george dan the land before time  (tayangan anak di ANTV) tapi juga memperbaiki tayangan petir yang menyuguhkan persaingan, kekerasan, serumah dengan bukan mahrom dalam beberapa bulan untuk mendapatkan sebuah rumah. 

berharap pertemuan ini membawa manfaat  banyak menjadikan tayangan televisi lebih mencerdaskan bangsa bukan membodohi dengan tayangan yang tidak bermutu. kami memegang ucapan dari pihak ANTV yang akan memperbaiki terus tayangannya menjadi leboh bersih dari p*rn*grafi, mistis dan kekerasan...amin, semoga

bingung posisi berdiriku, jadilah ngumpet
harapan itu masih ada... 

masih lanjut jalan-jalan ke SCTV dan o CHANNEL

1 komentar:

  1. Yuups harapan itu masih ada...

    Semoga pertemuan yang membawa manfaat, makin menyadarkan semua insan pengelola TV dan program acara untuk membuat acara21 yang mencerdaskan bukan membodohi...lanjut !!!

    Emailnya baru Mbak baca dek, ntar dech disampaikan ke pengurus DPD, semoga bisa pas waktunya ya ;)

    BalasHapus

terima kasih sudah berkunjung, semoga indah dikenang dan bermanfaat :) salam